Skip to content

Budaya Batak

November 26, 2012

Batak adalah suku yang berada di Sumatera Utara. Suku batak adalah orang-orang yang cerdas, kuat dan juga keras. Mereka memiliki rasa persatuan yang kokoh satu sama lain dan juga memiliki budaya yang kuat satu sama lain. Mereka memiliki rasa solidaritas yang tinggi dimanapun mereka berada. Orang-orang batak memiliki harga diri yang sangat tinggi. Mereka tidak akan pernah mau untuk mengemis dan meminta sesuatu kepada orang lain. Mereka selalu berani mengadu nasib dikota-kota besar. Dimanapun mereka mengadu nasib, mereka selalu dapat menguasai perekonomian suatu daerah atau kota tersebut. Orang batak selalu bisa memiliki usaha untuk membangun dirinya agar menjadi seorang yang lebih maju.

  1. 1.      Batak Toba

Suku Batak Toba tidakmemiliki hubungan hanya pada hubungan darah saja.hubungan mereka juga berdasarkan pada kasih sayang dan kerukunan antar unsur-unsur. Unsure-unsur tersebut antara lain unsur Dalihan Na Tulo, yaitu Hula-Hua, Dongan, dan Boru. Unsur pisang raut, yaitu namboru dan anak dari boru. Salah satu system kekerabatan adalah hubungan tali pernikahan.

Suku Batak Toba memiliki sistem religi yang akan mencakup kehidupan beragama, baik mencakup agama local utau agama tradisional maupun agama yang diamalkan oleh pendatang. Dengan demikian, agama merupakan sarana untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan mengatur setiap kejadian serta hubungan yang terjadi dan dialami manusia serta hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam semesta.

Tradisi dan Budaya Batak

Budaya hagabon adalah ungkapan yang berarti banyak keturunan dan panjang umur. Ungkapan tradisional batak terkenal dan diucapkan pada pengantin dengan harapan mereka dikarunai banyak anak. Bahkan, mereka selalu berharap punya anak lebih dari 12 orang. Banyak anak merupakan hal penting bagi orang batak karena merupakan sumber daya manusia yang paling kuat. Konsep hagabon merupakan warisan zaman nenek moyang batak, di mana kekuatan sebuah suku dilihat dari banyak personil mereka dalam berperang maka mereka harus mempunyai keturunan untuk membangun kekuatan.

Saur Matuabulung adalah istilah dalam budaya Hagabon agar mereka berumur panjang. Dengan berumur panjang mereka akan lebih banyak lagi menghasil keterunan. Selama masih produktif mereka tak pernah berhenti untuk membuat anak. Itu zaman purba. Di zaman sekarang pun masih berlaku, namun tidak sebanyak zaman dulu.

Hasangapon adalah kemuliaan, karisma untuk meraih kejayaan. Budaya ini menjadi dorongan utama bagi masyarakat Batak untuk menjadi orang kaya. Mereka akan berlomba untuk meraih kemuliaan dan kehormatan juga jabatan dalam rangka mewujudkan budaya Hasangapon. Hamoran adalah istilah untuk menyebut kekayaan.

Maka budaya ini membentuk mereka menjadi masyarakat yang pekerja keras karena kekayaan dapat membuat kita lebih terhormat. Hamajuon adalah istilah untuk kemajuan orang Batak. Mereka akan berlomba untuk menuntut ilmu bahkan sampai merantau. Nilai budaya ini membentuk mereka menjadi masyarakat yang kuat dan cerdas. Mereka sanggup bermigrasi ke seluruh pelosok tanah air demi menuntut ilmu.

Patik Dohot Ukum adalah aturan hukum adat yang berlalu dalam masyarakat batak toba. Nilai budaya lokal ini adalah nilai yang kuat disosialisasikan oleh orang batak dalam menegakkan kebenaran yang berlaku dalam adat Batak itu sendiri. Terutama hukum yang mengatur hak hak asasi manusia. Oleh karena banyak batak yang menjadi pengacara karena Patik Dohot Ukum ditanamakan dalam jiwa mereka.

Dalam kehidupan sosial budaya, mereka mengenal pengayoman. Bahwa dalam lingkungan masyarakat batak harus membentuk kelompok yang sifatnya mengayomi, melindingi, dan memberi kesejahteraan bagi anggotanya. Oleh karena itu, di mana pun orang batak berkumpul pasti membentuk sebuah persatuan.

Kebudayaan batak – perkawinan dan kekerabatan

Kebudayaan Batak, khususnya perkawinan, miliki tradisi yang kental. Menurut tradisi perkawinan budaya Batak, orang Batak hanya bisa menikah dengan orang Batak yang berbeda klan. Maksudnya, orang Batak yang akan menikah harus mencari pasangan hidupnya yang marganya berbeda. Namun, jika orang Batak menikah dengan bukan orang Batak lagi, dia harus terlebih dahulu diadopsi oleh satu marga Batak. Sementara itu, untuk prosesi pernikahannya, menurut kebudayaan Batak, pernikahan orang Batak dilakukan di gereja karena mayoritas suku Batak beragama Kristen.

Dalam penikahan adat Batak, seluruh keluarga mempelai menggunakan kain kebanggaan suku Batak, yaitu Ulos. Dalam sistem kekerabatan budaya Batak, suku Batak yang berdomisili di daerah pedalaman atau di daerah pedesaan disebut Huta atau Kuta. Penyebuatan Huta atau Kuta tersebut menurut istilah Batak Karo. Dalamkebudayaan Batak, umumnya, satu Huta ditempati olehkeluarga yang berasal dari marga yang sama. Selain itu, ada pula sistem kekerabatan lainnya, yaitu kelompok kekerabatan yang disebut marga taneh. Marga taneh adalah sekelompok pariteral yang merupakan keturunan pendiri dari Kuta. Margaitu terikat oleh simbol-simbol atau unsur-unsur budaya Batak, misalnya nama marga.

Klen terkecil dari kelompok itu berdomisili dalam satu kawasan. Klen terkecil itupun merupakan kerabat patrilineal. Sementara itu, klen terbesar dari kelompok itu, anggotanya sudah menyebar ke berbagai daerah sehingga sudah tidak saling kenal lagi. Namun, bisa dikenalai dari marga Batak atau nama belakang yang melekat pada orang tersebut.

 

 

Kesenian, Bahasa, dan Agama Kebudayaan Batak

Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan. Setiap daerah pasti memiliki kesenian. Begitupun dengan suku Batak. Suku Batak mengenal berbagai kesenian, seperti seni tari, seni musik, kerajinan, dan lain-lain.

Seni tari suku Batak yang terkenal antara lain tari tor-tor dan tari serampang dua belas. Dua jenis tarian dari daerah Batak ini sangat berbeda. Tari tor-tor memiliki sifat magis, sedangkan tari serampang dua belas bersifat sebagai hiburan.

Selain seni tari, suku Batak pun memiliki alat musik tradisional yang menjadi ciri khas suku Batak. Alat musik tradisional suku Batak itu antara lain Gong dan Saga-saga. Selain seni tari seni musik, suku Batak pun terkenal dengan hasil kain tenunnya yang khas.

Kain tenun khas suku Batak itu bernama kain Ulos. Kain Ulos sebagai kebanggaan suku Batak sering dipakai dalam acara khas adat Batak, seperti pernikahan, penyambutan tamu, penyerahan harta warisan atau saat upacara kematian.

Kain adat khas Batak ini pun merupakan warisan nenek moyang yang harus dijaga kelestariannya. Selain kesenian, suku Batak pun memiliki bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Batak memiliki beberapa logat.

Misalnya, logat Karo yang biasa digunakan oleh Batak karo, logat Pakpak yang biasa dipakai oleh Batak Pakpak, logat simalungun yang biasa digunakan oleh Batak Simalungun, logat Toba yang biasa digunakan oleh Batak Toba, Angkola, dan Mandailing.

Sebelum agama Kristen dan Islam masuk, suku Batak memiliki sistem kepercayaan atau konsep religi yang berakar dari leluhur. Kepercayaan Batak tersebut tetap mempertahankan konsep asli kepercayaan penduduk Batak.

Orang Batak percaya bahwa alam semesta dan isinya diciptakan oleh Debeta Mula jadi Na Balon artinya bertempat tinggal di langit yang merupakan sang maha pencipta. Dalam konsep religi Batak pun dikenal Siloan Na Balom yang artinya berkedudukan sebagai penguasa dunia makhluk halus.

Budaya Batak yang merupakan bagian dari suku Batak telah membuat suku Batak memiliki nilai-nilai kekerabatan yang sangat erat. Hubungan darah dan perkawinan mamperkuat hubungan kekerabatan yang telah ada. Hubungan yang erat antar suku Batak telah membawa suku Batak tetap eksis dalam kehidupan di bumi nusantara, Indonesia.

Itulah kebudayaan Batak yang bisa kita teladani bahwa kita harus kuat dan mempunyai teloransi yang tinggi terhadap sesama.

http://www.anneahira.com/kebudayaan-batak.htm

 

From → Uncategorized

Leave a Comment

Leave a comment